(Jakarta, 22/10/2010) PT Angkasa Pura (AP) I dan II diminta untuk meningkatkan kualitas seluruh bandara yang dikelolanya menjelang dibukanya liberalisasi penerbangan tingkat ASEAN (ASEAN Open Sky) pada 2015. Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengatakan, dari lima bandara yang masuk dalam daftar bandara nasional yang akan dibuka penuh pada Open Sky mendatang, baru satu bandara yang berstatus sangat siap yaitu Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar.
 
”Kalau dilihat dari segala aspek, baru (Bandara Sultan Hasanuddin) Makassar yang sudah sangat siap. Sedangkan empat bandara lainnya perlu dikembangkan lagi. Tetapi bukan berarti empat bandara itu belum siap. Kita arahkan Angkasa Pura, baik 1 maupun 2 agar melakukan modernisasi pada keempat bandara itu, baik fasilitas maupun teknologinya yang ada dan sebagainya agar pada saat Open Sky dimulai bisa lancar beroperasi,” jelas Menhub Freddy di gedung DPR, Jumat (22/10).
 
Keempat bandara yang dimaksudkan Menhub Freddy adalah Soekarno-Hatta (Jakarta) dan Polonia (Medan) yang dikelola PT Angkasa Pura II serta Ngurah Rai (Denpasar) dan Juanda (Surabaya) yang dikelola PT Angkasa Pura I. Menurutnya, pengembangan bandara-bandara itu termasuk di dalamnya adalah penambahan kapasitas terminal penumpang, serta modernisasi peralatan pendukung penerbangan seperti radar.
 
”Kita ambil contoh Juanda di Surabaya. Saat ini kondisi terminal penumpang di bandara ini sudah sangat padat sehingga diperlukan pengembangan untuk meningkatkan kapasitasnya. Kapasitas bandara ini 6 juta orang per tahun, namun arus penumpang saat ini mencapai 11 juta orang per tahun. Ini yang harus dicarikan solusi, salah satu caranya adalah dengan menggunakan bandara lama milik TNI AL. Pembicaraan dengan TNI AL sudah kita lakukan. Untuk Soekarno-Hatta dan bandara lainnya juga demikian,” imbuh Menhub.
 
Dikatakannya, seluruh bandara yang masuk dalam program Asean Open Sky juga harus terkoneksi secara baik, baik secara layanan penumpang maupun dalam hal navigasi, infrastruktur landasan pacu, taxiway, serta apron juga dituntut harus sempurna. ”SDM di bandara-bandara juga harus memenuhi standar,” katanya.
 
Di tempat yang sama, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti Singayuda Gumay mengatakan, saat ini sistem radar di lima bandara itu sudah terintegrasi, namun tetap butuh pengembangan untuk konektivitas yang lebih baik. ”Jakarta Automated Air Traffic Services (JAATS) yang ada di Bandara Soekarno-Hatta perlu dikembangkan. Saat ini, kami dan AP II sedang mempersiapkan untuk membangun JAATS 2, yang baru. Pemerintah akan berperan di pembangungan gedung, sementara AP II ada di pendanaan,” jelas Herry. (DIP)