(Jakarta 16/2/2012). Kantor Adminstrator Pelabuhan Sunda Kelapa fasilitasi operator kapal penyeberangan Muara Angke ke kawasan Pulau Seribu Jakarta untuk menyandarkan kapal-kapalnya di terminal penyeberangan penumpang di Pelabuhan Angke.
Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, Purwo Haryanto, mengungkapkan, sejak terminal penumpang penyeberangan di Pelabuhan Muara Angke dioperasikan pada 5 Januri 2012 lalu, para operator angkutan penyeberangan yang selama ini melayani penumpang dari Muara Angke ke Kepulauan meminta agar kapal-kapal yang mereka operasikan bisa juga sandar di terminal tersebut. Selama ini kapal-kapal mereka bersandar di dermaga pelabuhan ikan muara angke, yang lokasinya bersebelahan dengan terminal baru itu.
“Permintaan para operator kapal-kapal penyeberangan itu disampaikan ke Bupati Kepulauan Seribu. Kemudian pihak bupati membahas permintaan para operator tersebut dengan kami,” ungkap Purwo Haryanto (15/2).
Lebih jauh Purwo menyatakan, pihak Bupati Kepulauan Seribu mengakui Pemda DKI Jakarta menyetujui permintaan pihak operator kapal penyeberangan, agar kapal-kapal mereka bersandar di terminal penyeberangan tersebut, namun dengan persyaratan kapal-kapal tersebut memenuhi standar kelaik lautan kapal.
Mendapat persyaratan soal kelaiklautan itu, Purwo Haryanto menyatakan, kapal-kapal penyeberangan milik sejumlah warga di Kepulauan Seribu itu, yang selama ini beroperasi sudah sesuai dengan standar kelaiklautan kapal. Sehingga bisa memenuhi persyaratan sandar di terminal yang berada di akwsan Kali Adem, Pelabuhan Muara Angke.
“Pada prinispnya kapal-kapal yang selama ini beroperasi sudah memenuhi standar laik laut , sehingga tidak ada masalah lagi jika kapal-kapal tersebut sandar masuk ke terminal penyeberangan yang baru di Pelabuhan Muara Angke itu,” ungkap Purwo Haryanto.
Purwo menambahkan, dengan persyaratan seperti itu, pihaknya akan merekomendasikan kapal-kapal yang sesuai dengan standar kelaikan tersebut.
Diakuinya saat ini di terminal Muara Angke terdapat 37 kapal yang melayani jalur ke Pulau Seribu. Namun demikian untuk sementara kapal-kapal yang akan masuk terbagi dalam beberapa tahap. Untuk tahap pertama 20 kapal, sedangkan yang lainnya menyusul.
“Pengaturan kapal yang masuk secara bertahap, dalam rangka menyesuaikan dengan kapasitas dermaga yang tersedia, dan melengkapi persyaratan lainnya yang masih diperlukan, ” ungkap Purwo.
Terminal penyeberangan penumpang di Pelabuhan Muara Angke diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Gubernur terminal itu akan menjadi pintu gerbang transportasi laut yang dapat mendekatkan wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu dengan wilayah daratan Jakarta.
Pelabuhan tersebut dibangun oleh Pemda DKI Jakarta sejak tahun 2004 dengan menelan anggaran pembangunan sebesar Rp 130 miliar. Memiliki luas sekitar 3,4 hektar persegi dengan memiliki daya tampung sebanyak 50 kapal. Selain itu, pemecah ombak pun telah berdiri sepanjang 1,4 kilometer.
Sejak diresmikan baru terdapat kapal-kapal milik Pemda DKI Jakarta yang sandar di terminal tersebut yakni KM Lumba-lumba dan KM Kerapu yang sebelumnya sandar di sermaga Pantai Marina Ancol.
Kapal-kapal di pelabuhan Muara Angke yang melayani warga maupun wisatawan ke Kepulauan Seribu, mendapat perhatian dari berbagai pihak. Selama ini Kementerian Perhubungan memberikan perhatian menyangkut pemenuhan persyaratan kelaiklautan kapal dan keselamatan pelayaran.
Pengawasan mengenai keselamatan pelayaran pada kapal tersebut dilakukan pihak Pangkalan Penjaga Laut (PLP) Tanjung Priok, sedangkan dari sisi sarana ketersediaan dermaga yang memadai bagi warga maupun wisatawan dilakukan pihak Pemda DKI Jakarta.
“Jika kapal-kapal milik warga yang melayani penumpang lokal dan wisatawan ke Kepulauan Seribu itu bisa sandar di terminal penyeberangan penumpang di Pelabuhan Muara Angke, maka layanan warga akan semakin lebih baik lagi menyangkut kemanan, keselamatan maupun kenyamanan mulai dari terminal sampai di atas kapal,” ungkap Purwo Haryanto. (AB).