Seperti halnya fenomena mudik di Indonesia, kebiasaan melakukan perjalanan jauh musim panas di Amerika ini juga kental dengan alasan-alasan tradisi (kebiasaan), sehingga masyarakat cenderung mau bersusah payah agar niat mereka melakukan perjalanan dapat terlaksana. Chicago Tribune menulis bahwa harga bahan bakar yang naik atau bertambah mahal tidak akan mengurangi secara signifikan jumlah warga AS yang telah merencanakan liburan dengan kendaraan. Bagi penduduk AS, lebih baik berhemat dengan cara mengurangi makan di luar rumah seperti makan di rumah makan, café dan lain-lain daripada harus mengubah rencana liburan musim panas mereka. Oleh karena itu, diperkirakan tetap cukup banyak warga AS yang menikmati liburan musim panas dengan melakukan perjalanan jauh dengan kendaraan di wilayah Amerika pada tahun ini.

Chicago Tribune memberitakan bahwa pada hari Senin 21 Mei 2007 harga BBM rata-rata di Negara Bagian Illinois mencapai US$ 3,457 per galon, yang berarti mengalami kenaikan 54,9 sen (US$ 0,545) dalam satu bulan terakhir. Kenaikan ini lebih tinggi 25 sen (US$ 0,25) di atas harga bensin rata-rata nasional AS yang sebesar US$ 3,196 per galon. Dijelaskan bahwa harga bensin rata-rata di kota Chicago mencapai US$ 3,568 per galon. Harga bensin di Chicago tersebut hanya terpaut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan harga bensin di San Fransisco yaitu sebesar US$ 3,62 per galon.

Banyak faktor yang menyebabkan naiknya harga BBM tersebut. Penyebabnya antara lain adalah pajak yang tinggi untuk BBM, dan rendahnya sistem penyimpanan BBM sehingga persediaan bensin untuk musim panas menjadi terbatas. Padahal, pada saat bersamaan banyak pabrik penyulingan bahan bakar yang mengalami kerusakan dan membutuhkan perbaikan cukup lama. Sebagai contoh, tempat penyulingan "BP" di Whiting yang merupakan salah satu pemasok bensin terbesar di Chicago hingga saat ini belum dapat beroperasi sepenuhnya setelah mengalami kerusakan pada awal tahun ini.
Di Indonesia, dari tahun ke tahun mudik Lebaran hingga kini masih menjadi momen "peak season" yang paling sibuk terutama terkait dalam hal penyelenggaraan transportasi. Pada liburan Lebaran tahun lalu (2006), jumlah penumpang angkutan moda darat mengalami peningkatan dari tahun 2005 yaitu dari 8.354.032 orang menjadi 9.668.510 orang atau sekitar 15.73%. Untuk angkutan pribadi, dalam hal ini pemudik yang menggunakan kendaraan roda 4 (empat) dan sepeda motor, jumlahnya meningkat cukup signifikan yaitu sekitar 35,41% dari 3.297.115 orang pada tahun 2005 menjadi 4.464.475 orang di tahun 2006.

Dari Survei Angkutan Lebaran Tahun 2006 yang dilakukan di lokasi SPBU-SPBU oleh Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, alasan pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi dalam melakukan perjalanan mudiknya adalah lebih mudah dan lebih murah. Pemudik menyampaikan bahwa mereka tidak menemui kesulitan memperoleh bahan bakar minyak (BBM) dalam perjalanan mudik tahun 2006.(RD)