"Pantauan terakhir, antrean di Merak tinggal delapan kilometer, sementara di Bakauheni kosong. Sampai Minggu (2/9) sore antrean di pelataran parkir sudah tidak banyak. Kami hanya menghabiskan sisa antrean," kata Manajer Operasional PT ASDP Bakauheni Zailis Anas, Minggu kemarin.

Memasuki hari ke-12, antrean truk di Pelabuhan Merak, baik PT ASDP Bakauheni maupun PT ASDP Merak sudah menambah empat kapal penyeberangan, yaitu KM Tribuana, BSP 3, BSP 2, dan Mufida yang sebelumnya dalam tahap perbaikan.

Selain itu, pelayanan penyeberangan Merak-Bakauheni juga dilayani oleh KM Raja Enggano dari PT ASDP Bengkulu dan KM Dharma Ferry dari PT ASDP Surabaya. Dengan demikian, total penyeberangan Merak-Bakauheni saat ini dilayani 20 kapal feri roll on-roll off (roro).

Ciwandan-Panjang

Wakil Kepala Dinas Perhubungan Lampung Haryo Satmiko, secara terpisah, mengatakan, dalam rangka menyediakan pelayaran alternatif Merak-Bakauheni, Departemen Perhubungan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Lampung dan Dinas Perhubungan Banten juga membuka pelayaran melalui Pelabuhan Ciwandan, Banten-Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung. "Pelayanan pelayaran dilakukan bergantung pada kondisi antrean truk di Merak," tuturnya.

Pelayaran Ciwandan-Panjang dilayani dua KRI dan dua kapal milik PT Pelni. KRI Teluk Manado dan KRI Teluk Hading masing-masing berkapasitas 8-9 unit truk colt-diesel. Sedangkan dua kapal milik PT Pelni, yaitu KM Ganda Dewata dan KM Igon, masing-masing berkapasitas 60-70 unit truk fuso atau 80-90 unit kendaraan campuran.

Berbeda dengan penyeberangan Merak-Bakauheni yang dapat ditempuh dalam waktu 2,5-3 jam, pelayaran Ciwandan-Panjang (60 mil laut) harus ditempuh dalam waktu 5-6 jam dengan kecepatan 10-15 knot.

Sampai Minggu sore, dua jalur pelayanan pelayaran itu masih diaktifkan. "Kami harus terus mengupayakan antrean di Merak habis sehingga pelayanan pelayaran kembali lancar," ujar Haryo. (hln) Sumber : Kompas, 03 September 2007