Direktur Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan Effendy Batubara mengungkapkan proyek pengembangan Tanjung Priok itu akan dilakukan pada pintu masuk (gate) barat, yang mencakup pelebaran alur dan pemindahan pemecah gelombang (break water).

"Untuk pelaksanaan tendernya, masih dalam tahap proses. Pembangunan proyek itu akan dimulai pada tahun ini dan memakan waktu selama tiga tahun. Melalui pelebaran alur tersebut, gate barat nantinya bisa menampung dua jalur kapal," katanya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Pengembangan Tanjung Priok juga mencakup pendalaman menjadi 14 LWS (low water spring), dari saat ini hanya 10 LWS. Dengan kondisi sekarang, kata Efendi, pelabuhan tersibuk di Indonesia itu kurang memadai dalam mengantisipasi pertumbuhan arus barang.

"Karena itu, tak ada jalan lain kecuali mengembangkan Tanjung Priok. Infrastruktur yang ada perlu ditingkatkan kapasitasnya. Itu sesuai dengan rencana induk yang sudah diselesaikan pada akhir tahun lalu," ujar Effendy.

Saat ini, Tanjung Priok mampu melayani 70-80 kapal per hari dengan arus keluar masuk truk kontainer rata-rata 4.500-6.000 unit per hari. Jumlah tersebut belum termasuk kendaraan pribadi atau truk barang yang berkepentingan dengan pelabuhan tersebut.

Kajian JICA

Hasil kajian Japan International Corporation Agency (JICA) tentang program desain ulang Pelabuhan Tanjung Priok 2007-2009 menunjukkan pengembangan pelabuhan ini butuh anggaran sebesar Rp1 triliun pada tahun ini.

Selain membangun pemecah ombak sepanjang 1.561 meter di dam tengah dan dam barat sepanjang 100 meter, pengembangan juga mencakup pembangunan jalan beton untuk seluruh kawasan pelabuhan.

Tanjung Priok juga akan dibenahi dengan memberlakukan sistem buka tutup (automatic portal). Saat ini pembangunan gate dengan sistem itu sedang disiapkan di pintu masuk pos sembilan.

Sejauh ini, kata Effendy, Japan Bank for International Cooperation (JBIC) telah menyatakan kesiapannya untuk memberi pinjaman pendanaan proyek. Selebihnya akan dibiayai oleh pemerintah lewat APBN.

Dia menambahkan pengembangan pelabuhan itu termasuk penataan lapangan dan pembangunan jalan layang langsung yang terhubung dengan jalan tol.

"Untuk akses Jalan Jampea, akan dibuat jalan layang dan menyambung ke Jakarta Outer Ring Road [JORR] timur. Selain itu, akan dibuat jalan layang menyambung ke jalan tol Ancol atau JORR Utara," katanya.

Pembangunan ruas Jalan Jampea akan menjadi wewenang sepenuhnya Departemen Pekerjaan Umum (PU).

Tahun lalu, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, pengelola Tanjung Priok, telah merealisasikan sejumlah investasi berkaitan dengan penataan pelabuhan tersebut. Investasi itu di antaranya penataan dermaga pelabuhan nusantara dan penyediaan pintu masuk lini 1 di Jalan Alas dan Jalan Bitung.

Penataan dilakukan terkait dengan sterilisasi area aktivitas kepelabuhanan sebagaimana yang diamanatkan dalam ISPS (International Ship and Portt Facility) Code dan pembangunan terminal khusus kendaraan bermotor (car terminal).

Sumber : Bisnis Indonesia, 11 Februari 2008