Penegasan Menhub Jusman itu sendiri terkait dengan pengakuan regulator sebelumnya bahwa terminal penumpang Priok kurang nyaman bagi pemudik karena tidak steril, terlalu banyak petugas sehingga menimbulkan kesan seram. Kondisi Terminal Penumpang Tanjung Priok berdampingan dengan terminal kargo, sehingga tampak kurang nyaman, belum lagi dengan pengakuan PT Pelni selama ini bahwa di lokasi itu banyak "oknum" yang berkuasa.

Bahkan, sudah menjadi rahasia umum bahwa di Priok, barang tanpa dokumen pun, bisa naik ke atas kapal. Mereka pembawa barang dan sekaligus menjadikan kapal Pelni sebagai tempat dagangan ini dikenal inang-inangPriok.

Menhub Jusman menjelaskan, ketika Terminal Penumpang sudah steril, pengoperasiannya bisa oleh PT Pelni atau PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). "Mana yang lebih siap, dia jadi operator," katanya. Jika PT Pelni ternyata lebih siap, kata Jusman, maka dialah yang berhak jadi operator di terminal itu.

Sementara itu, Pelaksana Harian Dirjen Perhubungan Laut, Dephub, Zoelkarnain Oeyoeb menilai, target itu masuk akal dan memang Priok akan jadi pilot project untuk kepentingan semacam itu.
"Bisa jadi ini simultan dengan pembentukan Otoritas Pelabuhan sesuai UU Pelayaran yang baru," kata Oeyoeb. Administrator Pelabuhan Priok, Bobby Mamahit juga berpendapat senada. "Priok harus berubah ke arah lebih baik. Kalu tidak, kapan lagi. Ini momentumnya. Soal siapa operator di terminal penumpang itu bisa siapa saja. Baik Pelni maupun Pelindo sama saja. Toh, kontrol atas Pelindo juga masih kuat," kata Bobby. Bobby bahkan berseloroh, jika terminalnya steril, secara logika, tak perlu banyak petugas berseragam aneka warna di sana sehingga terkesan tidak seram lagi.

Pelni Siap

Pada kesempatan itu, Dirut PT Pelni, Isnoor Haryanto menyatakan kesiapannya untuk mengoperasikan terminal penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok. "Kami siap. Saat ini, Pelni sudah menerapkan 'departure control' penumpang di Surabaya, Semarang, Balikpapan dan Makassar. Prinsipnya sama seperti di Bandara. Penumpang di area terminal wajib punya pas," katanya.

Senada dengan Isnoor, Direktur Usaha Pelni, Jusabella Sahea malah berseloroh, pihaknya sudah dapat lampu hijau kerjasama 'departure control' dari Pelindo II untuk di Terminal Penumpang, Tanjung Priok.

"Skemanya, tahap awal Pelni dan Pelindo kerjasama. Next bisa saja Pelni secara mandiri," kata Jusabella Sahea. Yang jelas, tambahnya, Pelni sangat mendukung upaya sterilisasi terminal penumpang itu. "Sebanyak 20-30 persen 'Free rider' (penumpang tak berkarcis) di Pelni, bisa dikurangi atau ditiadakan sama sekali," kata Jussabella. (ES)