Menhub menegaskan, ongkos yang jauh lebih murah ketimbang mudik dengan moda lain seperti bus, kereta api, atau pesawat, ”Jangan dijadikan alasan, karena keselamatan yang lebih utama. Sepeda motor itu jenis angkutan yang paling labil,” katanya. ”Pengemudinya juga harus memiliki keterampilan cukup dan disiplin menaati peraturan lalu lintas.”

Namun, imbuh Menhub, jika pun memaksakan untuk melakukan mudik dengan sepeda motor, masyarakat harus memerhatikan sejumlah hal yang berkaitan dengan faktor keselamatan. Antara lain wajib menggunakan helm dan menyalakan lampu di siang hari, tidak berboncengan lebih dari dua orang, tidak membawa barang yang berlebih sehingga mengganggu keseimbangan pengemudi, serta tidak pula melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi.

Agar lebih aman lagi, anjur Menhub, pemudik tidak berkendara nonstop lebih dari dua jam. Harus diselingi istirahat dan mengemudi secara bergantian agar tidak terlalu lelah. ”Usahakan pula untuk berangkat secara berkelompok, tidak sendiri-sendiri. Jarak tempuhnya juga jangan terlalu jauh. Misalnya, dari Jakarta menuju Surabaya,” sambung Menhub.

Menhub sendiri memuji apa yang dilakukan PT Jasa Raharja. Karena, kata Menhub, even mudik bersama yang digelar perusahaan asuransi milik pemerintah itu bertujuan untuk mengurangi jumlah pemudik dengan sepeda motor yang diprediksi meningkat hingga 2,5 juta kendaraan pada masa Lebaran tahun ini.

Jasa Raharja berusaha mengalihkan minat masyarakat agar mudik menggunakan bus dengan membuka pendaftaran gratis khusus bagi para pemilik sepeda motor di DKI Jakarta. Fotokopi STNK, KTP dan SIM, menjadi syarat utama yang wajib diserahkan calon peserta kepada panitia.

”Sepeser pun tidak kami tarik biaya. Tiap keluarga dibatasi hanya boleh membawa 4 orang anggota keluarga,” jelas Dirut Jasa Raharja Diding Sudirja Anwar dalam sambutannya.

Sedikitnya 60 unit bus disediakan Jasa Raharja untuk mengangkut sekitar 3200 pemudik menuju berbagai daerah tujuan. Antara lain tujuan Cirebon (10 bus), Purwokerto (5 bus), Tegal (10 bus), Semarang (10 bus), Surakarta (10 bus), Wonogiri (10 bus), serta Lampung (5 bus).

Menurut Diding, tujuan utama lain digelarnya even tersebut adalah menekan risiko kecelakaan lalu lintas yang meningkat hingga 10 persen dibandingkan bulan biasa. Dalam lima tahun terakhir, imbuhnya, jumlah santunan yang dikeluarkan Jasa Raharja rata-rata mencapai Rp 500 juta setiap tahunnya. ”Sekitar 70 persennya untuk kendaraan bermotor,” katanya.

Angkut Motor Melalui KA


Menhub menambahkan, ada solusi lain bagi masyarakat yang tetap ingin membawa sepeda motornya ke kampung halaman di masa Lebaran. Yaitu masyarakat tidak perlu menunggani sepeda motornya hingga daerah tujuan.

”PT Kereta Api (KA) saat ini menyediakan gerbong khusus untuk mengangkut sepeda motor. Ini bisa dimanfaatkan untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya. Jadi mudik tetap bisa bawa sepeda motor, hanya caranya saja yang sedikit berbeda,” papar Menhub.

Dalam acara terpisah, Dirut PT KA Ronny Wahyudi menyebutkan, sejak H-30 (1/9) hingga H-8 (23/9), jumlah sepeda motor yang diangkut mencapai rata-rata 150 unit per hari. ”Hingga saat ini telah lebih dari 4000 unit sepeda motor yang diangkut dari Stasiun Jakarta Kota ke arah timur (hingga Surabaya),” ujarnya di sela acara buka puasa di Jakarta, Kamis.

Ronny menambahkan, permintaan angkutan sepeda motor semakin bertambah sehingga memaksa PT mengoperasikan KA khusus pengangkut sepeda motor dari Jakarta menuju Stasiun Pasarturi, Surabaya. Sementara untuk KA Komunitas pengganti KA Sapujagat, kata Ronny, akan mulai dioperasikan mulai 25 September dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Pasarturi, Surabaya. ”Berangkat tadi, pukul 18.25 WIB. Tarifnya pakai tarif ekonomi biasa, Rp 47.000,” ujarnya.

Perbaikan Jalur KA Capai 80 Persen Sebelumnya, pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Perkeretaapian Wendy Aritenang Yazid menyatakan bahwa perbaikan infrastruktur di sejumlah perlintasan KA di pulau Jawa telah mencapai 80 persen.

Pengerjaan tersebut, antara lain meliputi penguatan pondasi lintasan dengan mengganti bantalan rel besi dengan beton serta ballast (kerikil penjaga kestabilan struktur rel), penyaluran air hujan dari tebing yang tidak sempurna untuk mengantisipasi tergenangnya rel, serta perbaikan sistem-sistem pengaturan perjalanan KA yang tidak berfungsi dengan baik.

”Karena jumlah pengerjaannya banyak, sepertinya tidak akan bisa selesai hingga akhir tahun ini. Kami upayakan tahun depan bisa selesai semuanya 100 persen,” katanya, dalam pemaparan Rencana Operasi Angkutan KA Lebaran 2008 di Hotel Millenium Jakarta, Kamis petang. (DIP)