Menhub meminta pihak Garuda Indonesia dan Batavia Air untuk benar-benar mengevaluasi insiden tersebut. "Untuk Garuda, saya minta pengertiannya dan sungguh-sungguh. Sebab, Garuda, kan, benchmark standar keselamatan penerbangan di Indonesia," kata Menhub.

Sementara kepada pihak Batavia Air, Menhub menekankan maskapai tersebut untuk sesegera mungkin melakukan peremajaan pesawat Boeing 737-200 yang digunakannya. " Apalagi (pesawat jenis itu) fuelnya boros," kata Jusman. Terkait insiden yang dialami dua maskapai itu, kata dia, saat ini Inspektur Departemen Perhubungan tengah melakukan pemeriksaan.

Pesawat Garuda Indonesia jenis Boeing 737-400 bernomor penerbangan GA 534 tujuan Jakarta-Banjarmasin yang mengangkut 114 orang penumpang, mengalami peristiwa pecah ban usai usai melakukan landing di Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin, Rabu (23/7), pukul 17.00 waktu setempat.

Sedangkan pesawat Batavia yang juga mengalami insiden serupa, adalah pesawat jenis Boeing 737-200 Batavia. Pesawat bernomor registrasi PK-YTV yang membawa penumpang asal Jakarta itu juga mengalami pecah ban usai melakukan pendaratan di Bandara Depati Amir Pangkalpinang, Bangka, pukul 14.35 waktu setempat. Pesawat yang mengangkut 121 penumpang penumpang itu sempat membuat Bandara Depati Amir ditutup beberapwa waktu karena menghalangi runway. (DIP)