Sampai dengan tahun 2009 setidaknya dibutuhkan 11 Kapal Kenavigasian dimana 4 diantaranya pada saat ini tengah dibangun oleh PT Dumas Tanjung Perak Shipyard Surabaya. Dari 4 kapal yang dibangun ini 2 diantaranya proses pembangunannya telah mencapai 94 %, yaitu sebuah Kapal Induk Perambuan dan sebuah lagi merupakan Kapal Bantu Perambuan. Kedua kapal tersebut pada hari Jum’at 11 Juli 2008 di Pelabuhan Tanjung Perak telah menjalani proses floating (pengapungan) dengan disaksikan oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal dan segenap jajaran pimpinan Ditjen Perhubungan Laut.

Menteri Perhubungan pada kesempatan tersebut menyatakan harapannya bahwa kapal tersebut dapat diserahterimakan lebih awal dari rencana kontrak pembangunan semula yaitu selama 30 bulan. Untuk itu diharapkan pada bulan November 2008 kedua kapal ini telah selesai sepenuhnya dan dapat diserahterimakan untuk dioperasionalkan. Menhub juga menambahkan bahwa Pemerintah secara bertahap dan berkesinambungan akan terus mengupayakan pembangunan kapal kenavigasian untuk memenuhi tuntutan kebutuhan yang ada. "Generasi muda Indonesia khususnya para Insinyur Indonesia harus lebih giat untuk meningkatkan kompetensinya dalam pembuatan kapal, agar mampu menjawab tantangan kebutuhan pengadaan kapal, " ujar Menhub.

Program pengadaan 4 buah Kapal Kenavigasian yang dibangun oleh PT Dumas Tanjung Perak Shipyard Surabaya ini dibiayai dari dana pinjaman dan hibah dari Pemerintah Kerajaan Belanda. Hal ini merupakan salah satu bentuk realisasi kerjasama Pemerintah RI dan Pemerintah Kerajaan Belanda yang telah berlangsung beberapa tahun ini khususnya di bidang transportasi laut. (BRD)