Pembangunan jalur ganda Tanah Abang – Serpong yang dibiayai dana APBN sebesar Rp333 miliar sepenuhnya dibangun oleh putra bangsa karena mulai dari disain, konstruksi, dan pengawasannya dilakukan oleh perusahaan nasional. Pekerjaan proyek pembangunan konstruksinya dilakukan bertahap, yaitu tahun 2006 (tahap I) sebesar Rp223 miliar dan 2007 (tahap II) sebesar Rp110 miliar, terdiri atas pembangunan jalan KA sepanjang 24,460 km, pembangunan 13 unit jembatan, listrik aliran atas, penambahan dan modifikasi gardu traksi, modifiksi persinyalan dan telekomunikasi, pembangunan gedung Stasiun Serpong, sterilisasi stasiun-stasiun, dan pemasangan sistem tiket elektronik. Pada saat peninjauan kesiapan pengoperasian lintasan tersebut, Menteri Perhubungan menyatakan dengan dioperasikannya jalur ganda Tanah Abang – Serpong, untuk keselamatan, diperlukan ketertiban kita semua karena frekuensi kereta api bertambah sehingga masyarakat pengguna jalan raya harus disiplin, jangan menerobos karena keretanya sekarang dua arah.
Terkait dengan akan dioperasikannya jalur ganda Tanah Abang – Serpong, Menteri Perhubungan secara simbolis memasang stiker pada angkutan kota di pintu perlintasan kereta api Pondok Ranji dan memesankan kepada pengemudi agar lebih berhati-hati karena lintasannya kini dua arah dan mengutamakan keselamatan.
Pengoperasian jalur ganda KA Tanah Abang – Serpong ini merupakan program dan kebijakan Departemen Perhubungan untuk terus mengembangkan dan meningkatkan keselamatan dan pelayanan transportasi kereta api perkotaan yang merupakan sistem transportasi makro di wilayah megapolitan DKI Jakarta dengan berbagai permasalahan yang terus meningkat.
Permasalahan transportasi di DKI Jakarta adalah banyaknya kendaran pribadi sehingga menjadi penyebab kemacetan, kesemrawutan, dan penuh polusi karena hanya 2,5% yang menggunakan kereta api. Apabila pertumbuhan kendaraan pribadi terus meningkat, tahun 2014 diprediksi akan terjadi kelumpuhan total di Jabodetabek. Oleh karena itu, kereta api merupakan solusi terbaik mengingat beberapa keunggulan daya angkut yang besar dan bersifat massal, efisien dalam penggunaan lahan dan BBM, serta ramah lingkungan.
Namun, terdapat beberapa kendala pada perkeretaapian, khususnya di Jabodetabek antara lain: kapasitas lintas yang mendekati jenuh, keterbatasan sarana dan prasarana, dan rendahnya disiplin pengguna jasa dan petugas di lapangan.


Tiket Elektronik
Pada kesempatan tersebut, Menteri Perhubungan dan beberapa pejabat menguji coba kesiapan tiket elektronik di Stasiun Serpong karena lintasan ini nantinya dijadikan sebagai contoh penggunaan tiket elektronik. Pada uji coba tersebut, belum semua memahami penggunaan tiket elektronik sehingga uji coba belum berjalan dengan lancar dan perlu disosialisasikan. Demikian pula pada uji coba yang dilakukan di Stasiun Tanah Abang. (SA)