(Jakarta, 16/12/2011) Agar mampu menjawab kebutuhan pelayanan maksimal di bidang penerbangan yang setiap tahun menunjukkan pertumbuhan signifikan, ada empat faktor yang harus dipenuhi dan dijalankan sebaik mungkin.

Faktor-faktor tersebut, pertama adalah prasarana, seperti bandara, traffic control dan lain sebagainya. Kedua, sarana yakni penyediaan pesawat yang laik dan prima. Ketiga adalah manajemen maskapai, dimana seluruh operator harus memperhatikan piranti pendukung bersamaan dengan terus bertambahnya jumlah armada yang digunakan. Terakhir adalah sumber daya manusia (SDM) yang sangat penting untuk dipenuhi kualitasnya.

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengungkapkan kemampuan pilot untuk menerbangkan pesawat harus terus ditingkatkan seiring dengan semakin tingginya teknologi dalam penerbangan.

"Pilot harus bisa menyeimbangkan antara manual flight dan digital flight, karena pesawat tidak mengenal siapa yang mengemudi, namun dengan penguasaan keduanya maka akan sangat penting sehingga bisa membawa pesawat dengan aman," ujar Wamenhub di sela-sela acara Peresmian alat simulator  pesawat Airbus A330-200 dan Boeing 737-800NG & kerjasama pengembangan Human Capital dengan GE (General Electric) di Garuda Indonesia Training Center (GITC), Duri Kosambi, Jakarta, Jumat (16/12).

Menurut Bambang, ketersediaan simulator pesawat udara seperti yang dikembangkan Garuda Indonesia diharapkan dapat mendukung operasional penerbangan dan melaksanakan pengembangan kualitas SDM.

Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Emirsyah Satar menyatakan sebagai komitmennya terhadap peningkatan SDM maka Garuda  Indonesia menyediakan simulator untuk mengurangi human error dalam penerbangan serta menciptakan SDM yang handal baik untuk pilot maupun divisi lainnya.
Apalagi,lanjutnya,  jumlah pesawat juga akan terus ditambah hingga 2015 mendatang bisa mencapai 154 pesawat sehingga akan mustahil apabila tidak didukung oleh SDM handal, eingeinering, marketing, pilot dan lainnya.

"Dua simulator terbaru ini dibeli dari CAE, yang merupakan perusahaan asal Kanada yang bergerak di bidang pembuatan peralatan pelatihan penerbangan sipil maupun militer berbasis teknologi," ujar Emirsyah.

Dengan penggunaan simulator ini, menurut Emirsyah, Garuda Indonesia dapat secara leluasa melakukan simulator training tanpa harus tergantung dengan pihak luar dan dapat meningkatkan ketepatan waktu dalam pelatihan pilot dengan lebih baik.


Seperti disebutkan dalam siaran pers Garuda Indonesia, a Flight Simulator yang diresmikan tersebut menyesuaikan dengan program penambahan armada Garuda Indonesia kedepan, dimana sebagian besar armada Garuda merupakan pesawat jenis Airbus A330 series dan boeing 737-800NG.


Saat ini Garuda Indonesia memiliki sekitar 1000 pilot yang sebagian besar merupakan pilot A 330 series dan Boeing 737-800NG dan untuk memenuhi kebutuhan pilot hingga tahun 2015 mendatang, Garuda Indonesia akan merekrut sebanyak sekitar 400 pilot lagi. (CHAN)