JAKARTA – Dirjen Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko meresmikan pengoperasian tiga stasiun di lintas Tanah Abang-Maja yang baru selesai dibenahi, di Stasiun Maja (11/5). Ke-3 stasiun tersebut yaitu Stasiun Kebayoran, Stasiun Parungpanjang, dan Stasiun Maja yang telah dibenahi sejak pertengahan tahun 2014 lalu dan kini memiliki tampilan baru yang lebih rapi dan modern.

Selain itu, diresmikan juga pengoperasian Jalur Ganda dan elektrifikasi lintas Parungpanjang – Maja sepanjang ± 21 km yang merupakan bagian dari program pembangunan jalur ganda elektrifikasi lintas Tanah Abang – Rangkasbitung sepanjang ± 62,7 km.

Direktur Jenderal Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko menyampaikan apresiasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan prasarana perkeretaapian tersebut, mencakup tiga pemerintah daerah, yaitu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintah Provinsi Banten. Hal ini disampaikannya pada acara peresmian di Stasiun Maja, Lebak, Banten yang juga dihadiri oleh Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya. “Dengan kerjasama yang baik dari seluruh stakeholder, pembenahan di tiga stasiun ini dapat selesai dalam waktu kurang dari dua tahun”, ujar Hermanto.

Hermanto menjelaskan, pembangunan ketiga stasiun ini telah dimulai pada pertengahan tahun 2014 lalu dengan menghabiskan dana sebesar kurang lebih Rp 112 milyar. "Pembiayaan pembenahan ketiga stasiun tersebut berasal dari dana APBN sebesar kurang lebih Rp 112 milyar dengan kontrak tahun jamak," katanya. Sementara pembangunan Jalur Ganda dan elektrifikasi Parungpanjang – Maja dilaksanakan mulai tahun 2012 sampai dengan 2015 menggunakan dana APBN sebesar kurang lebih Rp 590 milyar.

Diharapkan pembenahan ini dapat meningkatkan minat masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di pinggir Jakarta untuk beralih menggunakan transportasi massal berbasis rel yaitu kereta api untuk mobilitas baik dari daerah asal (yang berada di pinggir Jakarta) menuju Jakarta dan sebaliknya.

Hal ini sebagai perwujudan Nawa Cita yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Selain itu, modernisasi stasiun ini juga merupakan bagian dari fokus kerja Kemenhub dalam rangka meningkatkan kualitas, kapasitas, serta keselamatan dan keamanan transportasi.

Sementara itu, Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya mengatakan moda transportasi kereta api dapat menjadi alat transportasi utama bagi masyarakat di Kabupaten Lebak. Selain aman, nyaman, dan dapat menampung penumpang dalam jumlah besar, ongkos yang dibayarkan juga murah. “Ini akan memberi kemudahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah”, ujarnya.

Iti menambahkan, Kecamatan Maja di Kabupaten Lebak merupakan kawasan yang sangat prospektif dan investable. Selain jaraknya yang terbilang masih dekat dengan DKI Jakarta (sekitar 70 km), saat ini tengah disiapkan lahan sebesar 10.900 hektar untuk dijadikan daerah pemukiman. “Ini akan menunjang kepentingan ibukota dalam menyediakan kawasan layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah, sehingga ketersediaan transportasi menjadi sangat penting”, kata Iti.

Ia juga berharap reaktivasi jalur Rangkasbitung-Saketi-Labuhan-Banjarsari-Malimping-Bayah dapat segera direalisasikan untuk menunjang Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung dan kawasan pabrik di Lebak Selatan. Dengan akses transportasi yang semakin mudah bagi orang maupun barang, niscaya dapat mengurangi disparitas harga di Lebak Utara dan Lebak Selatan.

Pembenahan dan Pengembangan Fasilitas Perkeretaapian

Lingkup pekerjaan Stasiun Kebayoran yang terletak di km. 13+820 antara Stasiun Palmerah – Stasiun Pondok Ranji meliputi : pembangunan gedung stasiun yang memanjang ke arah utara dengan tinggi 14,5 meter dan dibangun 2 lantai seluas 3.384 m2 dengan panjang 120 meter serta lebar 28,2 meter dapat menampung penumpang 6.609 orang; pembangunan 3 peron tinggi sepanjang 212 meter yang dapat menampung penumpang 7.031 orang; sterilisasi/pemagaran ornamen; pembangunan fasilitas untuk penumpang (lift, escalator, ruang menyusui, ruang kesehatan, musholla, toilet) serta pekerjaaan mekanikal-eletrikal dengan daya listrik 6.000 VA.

Kemudian lingkup pekerjaan Stasiun Parung Panjang yang terletak di km. 41+463 antara Stasiun Cisauk – Stasiun Cilejit meliputi : pembangunan gedung stasiun yang memanjang ke arah utara dengan tinggi 14,6 meter dan dibangun 2 lantai seluas 756 m2 dengan panjang 21 meter serta lebar 36 meter dapat menampung penumpang 1.476 orang; pembangunan 3 peron tinggi (1 meter dari elevasi rel) dengan luas peron 2.400 m2 yang dapat menampung penumpang 4.687 orang; sterilisasi/pemagaran ornamen; pembangunan fasilitas untuk penumpang (lift, escalator, ruang menyusui, ruang kesehatan, musholla, toilet) serta pekerjaaan mekanikal-eletrikal dengan daya listrik 3.000 VA.

Sedangkan lingkup pekerjaan Stasiun Maja yang terletak di Km. 62+548 antara Stasiun Tigaraksa – Stasiun Rangkasbitung meliputi: pembangunan gedung stasiun yang memanjang ke arah utara dan selatan dengan tinggi 15,2 meter dan dibangun 2 lantai seluas 570 m2 dengan panjang 19 meter serta lebar 30 meter dapat menampung penumpang 1.113 orang; pembangunan 2 peron tinggi (1 meter dari elevasi rel) dengan luas peron 2.400 m2 yang dapat menampung penumpang 4.687 orang; sterilisasi/pemagaran ornamen; pembangunan fasilitas untuk penumpang (lift, escalator, ruang menyusui, ruang kesehatan, musholla, toilet) serta pekerjaaan mekanikal-eletrikal dengan daya listrik 3.000 VA.

Sementara pembangunan jalur Ganda dan Elektrifikasi lintas Tanah Abang – Rangkasbitung telah dilaksanakan secara bertahap oleh pemerintah sejak tahun 2006. Hingga saat ini telah terbangun sepanjang ± 45,6 km termasuk segmen Parungpanjang-Maja. Diharapkan tahun depan dengan selesainya jalur ganda dan elektrifikasi lintas Maja – Rangkasbitung, maka lintas Tanah Abang – Rangkasbitung dapat sepenuhnya dioperasikan KRL Jabodetabek. (DES)