Piala Wahana Tata Nugraha adalah penghargaan yang diberikan Departemen Perhubungan kepada kota-kota yang memenangkan lomba tertib lalu lintas dan angkutan kota. Lomba kali ini merupakan lomba yang ketigabelas kalinya, yang dimulai sejak tahun 1992 dan sempat terhenti pada tahun 1998 dan 1999. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah sebagai media pembinaan dalam rangka mendorong terciptanya lalu lintas dan angkutan perkotaan yang tertib, efektif, berkualitas, aman, lancar, nyaman dan efisien. Selain Kota Raya, Piala Wahana Tata Nugraha Tahun 2007 juga diberikan untuk kategori Kota Besar, Kota Sedang, dan Kota Kecil. Untuk kategori Kota Besar penerimanya adalah Balikpapan, Pekanbaru, Jambi dan Surakarta; Kota Sedang adalah Pare-Pare, Kuta, Padang Panjang, Lumajang, Singaraja, Mojokerto, Sukabumi, Bukittinggi, Binjai; serta Kota Kecil adalah Sragen, Ciamis, Sungguminasa, Watampone, Stabat, Semarapura, dan Tulung Agung.

Pada kesempatan yang sama Wapres menyatakan sistem tranportasi kita saat ini masih memprihatinkan. Adanya permasalahan kemacetan lalu lintas sehari-hari, kondisi angkutan umum yang belum memenuhi standar pelayanan yang diharapkan, hingga peningkatan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang memakan korban jiwa.

Diharapkan dengan adanya kegiatan lomba tertib lalu lintas dan angkutan kota ini akan ikut mendukung sosialisasi tertib berlalu lintas kepada seluruh masyarakat.

Penggunaan Bahan Bakar Alternatif

Selanjutnya, dalam acara ini juga dilakukan kegiatan launching "Penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) Pada Kendaraan Taksi di DKI Jakarta" oleh Wapres. Kegiatan ini berkaitan dengan kebijakan energi nasional yang diimplementasikan oleh pemerintah dalam rangka efisiensi dan diversifikasi energi sebagaimana tertuang dalam peraturan presiden no.5 tahun 2006 dan instruksi presiden no.10 tahun 2005.

Dilihat dari fenomena laju pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia pada lima tahun terakhir, rata-rata mencapai 8% hingga 15% per tahun. Pertumbuhan kendaraan bermotor akan terus meningkat dan tentunya konsumsi pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) pun juga akan meningkat bila tidak dilakukan langkah-langkah intervensi untuk menurunkan laju pertumbuhannya. Penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) bisa menjadi salah satu alternatif solusi. Selain bersih dan ramah lingkungan, harga BBG relatif lebih murah dari BBM, sehingga memberikan nilai tambah ekonomi bagi penggunanya.

Dengan diresmikannya penggunaan bahan bakar gas pada taksi ini, Wapres mengharapkan akan semakin terbangun langkah terpadu dan koordinatif antar stake holder guna mensukseskan program efisiensi dan diversivikasi energi, selain itu diharapkan informasi penggunaan bahan bakar gas kepada masyarakat akan tersebarluaskan dan akan berdampak pada pengurangan beban polusi udara akibat sumber bergerak. (YFA)